Kata
Pengantar
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang Diksi
atau Pilihan Kata
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Tidak lupa penulis juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan
penulis semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya agar saya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah
ini agar menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini
tidaklah sempurna karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman saya.
Penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu,
penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumya.
.
Palembang, Januari 2016
Palembang, Januari 2016
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................... 1
Daftar Isi.................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 5
1.3 Tujuan..................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Diksi dan Fungsinya................................................................. 6
2.2 Syarat-syarat Diksi................................................................................. 6
2.3 Pengertian kata ilmiah, popular, jargon, dan slang................................. 6
2.4 Penggunaan Diksi................................................................................... 6
2.5 Gaya Bahasa dalam Diksi...................................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 20
3.2 Daftar Pustaka...................................................................................... 21
Daftar Pustaka....................................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Aktivitas seorang mahasiswa setiap
hari sebenarnya berkisar pada persoalan kosa kata. Sepanjang hari ia harus
mengikuti perkuliahan atau membuat soal-soal ujian, menulis karya-karya tulis
atau skripsi. Pada waktu istirahat ia harus
bertukar pikiran dengan kawan mahasiswanya atau berkonsultasi dengan para
dosen.
Malam hari, ia harus mempelajari
lagi bahan-bahan kuliah, baik dari catatan-catatannya maupun dari buku-buku
yang diwajibkan atau yang dianjurkan. Bila ia seorang yang rajin ia masih
menyisihkan waktu untuk membaca majalah-majalah ilmiah, artikel-artikel dalam
mingguan, bulanan, dan surat kabar. Melalui semua aktivitas itu, banyak masukan ke dalam otaknya. Ia harus membuka pikirannya untuk menerima semua itu.
Mengabaikan sebagian kecil saja, berarti ia akan ketinggalan dari
kawan-kawannya.
Sering seorang mahasiswa harus
mengutuk dirinya sendiri karena dalam menghadapi soal-soal ujian ia mengetahui
gagasannya, tetapi tidak mengetahui kata atau istilahnya. Atau sebaliknya, ia
mengetahui kata atau istilahnya, tetapi tidak mengetahui gagasan yang
didukungnya. Sebab itu, kedua aspek itu, kata dan gagasan sama pentingnya.
Keduanya harus diketahui dan dikuasai.
Tidak dapat disangkal bahwa dalam penggunaan kosa kata
adalah bagian yang sangat penting dalam dunia perguruan tinggi. Prosesnya
mungkin lamban dan sukar, tapi orang akan merasa lega dan puas sebab tidak akan
sia-sia semua jerih payah yang telah diberikan. Manfaat dari kemampuan yang
diperolehnya itu akan lahir dalam bentuk penguasaan terhadap
pengertian-pengertian yang tepat bukan sekedar mempergunakan kata-kata yang
hebat tanpa isi. Dengan pengertian-pengertian yang tepat itu, kita dapat pula
menyampaikan pikiran kita secara sederhana dan langsung.
Mereka yang luas kosa katanya akan
memiliki pula kemampuan yang tinggi untuk memilih setepat-tepatnya kata mana
yang paling harmonis untuk mewakili maksud atau gagasannya. Secara populer
orang akan mengatakan bahwa kata meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki,
mengamati, dan menyidik. Karena itu, kata-kata turunannya seperti penelitian,
penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan adalah kata yang sama artinya atau
merupakan kata yang bersinonim. Mereka yang luas kosa katanya menolak anggapan
itu. Karena tidak menerima anggapan itu, maka mereka akan berusaha untuk
menetapkan secara cermat kata mana yang harus dipakainya dalam sebuah
konteks tertentu. Sebaliknya yang miskin kosa katanya akan sulit menemukan kata
lain yang lebih tepat, karena ia tidak tahu bahwa ada kata lain yang lebih
tepat dan karena ia tidak tahu bahwa ada perbedaan antara kata-kata yang
bersinonim itu. Maka atas dasar tersebutlah kita sebagai mahasiswa yang baik
hendaknya mengetahui dan memahami bagaimana penggunaan pilihan kata yang tepat
dan cermat dalam konteks yang tepat pula.
Memang harus diakui, kecenderungan
orang semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa,
terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi.
Terkadang kita pun tidak mengetahui
pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga
ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami
kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan
wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi baik dan benar, pemahaman yang baik berasal dari penggunaan
diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting terutama untuk
menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi.
Diksi atau pilihan kata dalam
praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga
frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi
pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan
bahasa. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki
banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan
juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut
berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut.
Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan
sesama dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai
ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara
kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat
ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung
dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan
hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata
tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata
tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa
tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi
pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan
mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna
dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan
kata serapan.
1.2
Rumusan
Masalah
Ø Bagaimana penggunaan diksi yang baik
dan yang benar?
Ø Apa saja
gaya bahasa yang terdapat pada diksi atau pilihan kata?
1.3 Tujuan
Ø Untuk memahami penjelasan penggunaan diksi atau
pilihan kata.
Ø Untuk
mengetahui gaya bahasa yang terdapat pada diksi atau pilihan kata.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengetian
Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Ketepatan dan kesesuaian kita pada saat memilih kata yang tepat dan selaras pada suatu paragraf atau wacana.
Dengan penggunaan diksi yang tepat dan sesuai dengan pengekspresian paragraf
atau wacana maka gaya bahasa menjadi efektif. Sehingga gaya bahasa membentuk
suasana kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau gaya
percakapan. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur kata setiap hari. Ada beberapa pengertian
diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar
dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau
penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan
yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
(sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan
gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih
umum digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat
didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti
kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan
gaya. Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan
bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu
dalam berbicara di dalam karang mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata
yanng tepat dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan
dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta
tutur sapa.
Dalam
karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian,
hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain
:
a)
Melambangkan gagasan yang
diekspresikan secara verbal.
b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang
tepat.
c)
Menciptakan komunikasi yang baik dan
benar.
d)
Mencegah perbedaan penafsiran.
e)
Mencagah salah pemahaman.
f)
Mengefektifkan pencapaian target
komunikasi.
2.2 Persyaratan
Diksi
Ada dua persyaratan yang harus
dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian.
Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami
pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud
dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam
pemilihan kata, perlu diperhatikan :
a. Kaidah kelompok kata/ frase
b. Kaidah makna kata
c. Kaidah lingkungan sosial
d. Kaidah karang-mengarang
Hal
ini di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :
a.
Pilihan
kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frase
Pilihan kata/diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok
kata/frase, seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat, seksama, dan lazim.
1)
Tepat
Contohnya :
Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya
bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan
dengan lihatan mata.
2)
Seksama
Contohnya :
Kata besar, agung, akbar,
raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita biasanya
mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita
tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari
tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat
digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya,
atau pun jaksa tinggi karena kata tersebut tidak
seksama.
Ø Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi
milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila
dipergunakan sangatlah akan membingungkan pengertian saja.
Contohnya :
Kata makan dan santap bersinonim.
Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing bersantap sebagai
sinonim anjing makan. Kemudian kata santapan rohani tidak
dapat pula digantikan dengan makanan rohani. Kedua kata ini
mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari
sudut makna dan pemakain-nya.
b. Pilihan kata sesuai
dengan kaidah makna kata.
· Berdasarkan bentuk maknanya, makna
dibedakan atas dua macam yaitu:
1) Makna
Leksikal adalah
makna kamus atau makna yang terdapat di dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh
kata dasar. Contoh : makan, tidur, ibu, adik, buku
2)
Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki
kata setelah mengalami proses gramatikal, seperti proses afiksasi
(pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Contoh :
- Proses afiksasi awalan me-
pada kata dasar kotor ; Adik mengotori lantai
itu.
- Proses reduplikasi pada
kata kacang ; Kacang-kacangan merupakan salah
satu sumber protein nabati.
- Proses komposisi pada
kata rumah sakit bersalin ; Ia bekerja di rumah sakit
bersalin
· Berdasarkan
sifatnya, makna
dibedakan atas dua macam:
1)
Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai
dengan hasil observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna
denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.
Contoh
:
- Kepala :
organ tubuh yang letaknya paling atas
- Besi :
logam yang sangat keras
2)
Makna konotasi adalah makna kata yang tidak
sesuai dengan hasil observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna
konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual.
Contoh
:
- Ibu kota :
pusat pemerintahan
- Ibu jari :
jari yang paling besar atau jempol
· Berdasarkan
wujudnya,
makna dibedakan atas :
1) Makna referensial adalah makna kata
yang mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh
:
- meja, baju,
membaca, menulis
2) Makna inferensial adalah makna kata
yang tidak mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh :
- baik,
indah, sedih, gembira
Ø Perubahan
Makna
·
Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan
atas.
1) Meluas, cakupan makna sekarang lebih
luas daripada sebelumnya.
Misalnya:
|
Kata
|
Dulu
|
Sekarang
|
|
Berlayar
|
Mengarungi
laut dengan memakai kapal layar
|
Mengarungi
lautan dengan alat apa saja
|
|
Putera-puteri
|
Dipakai
untuk sebutan anak-anak raja
|
Sebutan
untuk semua anak laki-laki dan perempuan
|
2) Menyempit, cakupan makna sekarang lebih
sempit dari pada makna dahulu.
Misalnya:
|
Kata
|
Dulu
|
Sekarang
|
|
Sekarang
|
Sebutan
untuk semua orang cendikiawan
|
Gelar
untuk orang yang sudah lulus dari perguruan tinggi
|
|
Madrasah
|
Sekolah
|
Sekolah
yang mempelajari ilmu agama Islam
|
·
Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas :
1)
Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat
yang lebih tinggi. Artinya baru dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya.
Contoh:
-Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya
daripada perempuan.
-Kata istri atau nyonya dirasakan
lebih baik daripada kata bini.
2)
Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat
yang lebih rendah. Arti baru dirasakan lebih rendh nilainya dari arti
sebelumnya.
Contoh:
- Kata perempuan sekarang
dirasakan lebih rendah artinya
- Kata bini sekarang
dirasakan kasar
Ø Pergeseran
Makna
Pergeseran makna dibedakan atas 2 macam:
1)
Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi
karena adanya persamaan sifat.
Contoh:
- Tasya menyikat giginya
sampai bersih
- Pencuri itu menyikat
habis barang-barang berhatga dirumah itu
2)
Sinestesia adalah
perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang
berbeda.
Contoh:
- Sayur itu
rasanya pedas sekali
- Kata-katanya
sangat pedas didengar
Ø Relasi
Makna
1)
Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai
persamaan tulisan dan pengucapan.
Contoh :
- Bisa berarti
dapat/sanggup atau bisa berarti racun
- Buku berarti
kitab atau
antara ruas dengan ruas
2)
Homograf adalah dua buah kata atau
lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.
Contoh:
- Teras(inti)
dengan teras(halaman rumah)
- Sedan(isak)
dengan sedan(sejenis mobil)
- Tahu(paham)
dengan tahu(sejenis makanan)
3)
Homofon adalah dua buah kata atau
lebih yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti
Contoh:
- Bang dengan bank
- Masa dengan massa
Tabel Perbedaan Antara Homonim,
Homofon dan Homograf
|
No.
|
Jenis
|
Tulisan
|
Bunyi
|
Makna
|
Contoh
|
|
1.
2.
3.
|
Homonim
Homofon
Homograf
|
Sama
Berbeda
Sama
|
Sama
Sama
Berbeda
|
Berbeda
Berbeda
Sama
|
Syah = Raja
Syah = Kepala (pemimpin)
Bank (tempat penyimpanan uang), Bang (kakak laki-laki)
Ia makan apel
(buah) sesudah apel (upacara) di
lapangan.
|
4)
Sinonim adalah dua buah kata yang
berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama.
Contoh:
- Pintar dengan pandai
- Bunga dengan kembang
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya
dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya yang
membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi
disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
Pengaruh bahasa daerah
Contoh :
- Kata harimau yang
diberi sinonim dengan macan
- Kata rindu bersinonim
dengan kata kangen
· Perbedaan dialek regional
Contoh :
- Handuk bersinonim tuala
- selop bersinonim seliper
· Pengaruh bahasa asing
Contoh :
- kolosal bersinonim besar
- aula bersinonim ruangan
- realita bersinonim kenyataan
· Perbedaan dialek sosial
Contoh :
- suami bersinonim laki
- istri bersinonim bini
- mati bersinonim wafat
· Perbedaan ragam bahasa
Contoh :
- membuat bersinonim menggubah
- assisten bersinonim pembantu
- tengah bersinonim madya
· Perbedaan dialek temporal
Contoh :
- hulubalang bersinonim komandan
- kempa bersinonim stempel
- peri bersinonim hantu
5)
Antonim adalah
kata-kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
- Tua-
muda
- Besar –
kecil
- Luas –
sempit
6)
Polisemi berasal adalah kata poly dan sema, yang
masing-masing berarti ’banyak’ dan ‘tanda’. Jadi polisemi berarti suatu kata yang
memiliki banyak makna.
Contoh:
- Kata kepala yang mempunyai arti
bahagian atas tubuh manusia tetapi juga mempunyai arti orang yang menjadi pimpinan pada
sebuah kantor dan sebagainya.
- Kata kaki yang
dipergunakan untuk menahan tubuh manusia tetapi dapat juga kaki meja yang
menahan meja.
c. Pilihan kata sesuai dengan Kaidah Lingkungan Sosial Kata
Diksi harus selalu diperhatikan lingkungan pemakian
kata-kata. Dengan membedakan lingkungan itu, pilihan kata yang kita lakukan
akan lebih tepat dan mengena. Lingkungan itu dapat kita lihat berdasarkan :
1)
Tingkat sosial yang mengakibatkan terjadinya sosiolek.
Contoh:
Kata- kata mati, meninggal
dunia, wafat, tewas, mampus, mangkat kita bedakan penggunaanya di
dalam bahasa Indonesia berdasarkan rasa bahasa bukanlah melihat tingkat
sosialnya.
2)
Daerah/geografi yang mengakibatkan dialek.
Contoh:
Kata-kata bis,kereta, dan
motor kita bedakan penggunaanya berdasarkan geografinya.
3)
Formal/nonformal yang mengakibatkan bahasa baku/ tidak baku.
Contoh:
Kata tersangka, terdakwa,
dan tertuduh kita bedakan berdasarkan maknanya.
4)
Umum dan khusus yang mengakibatkan terjadinya bahasa umum
dan khusus.
· Makna Umum( hipernim) adalah makna
yang cakupannya luas.
Contoh: bunga, bulan, hewan, dan kendaraan
·
Makna khusus( hiponim) adalah makna yang cakupannya
sempit
atau terbatas.
Contoh: melati, januari, ayam, dan mobil
|
Hipernim
|
Hiponim
|
|
Melihat
|
Menengok,menatap,
melirik,menjenguk,melotot
|
|
Bunga
|
Melati,
Anggrek, Sedap Malam
|
|
Bulan
|
Januari,Februari,
Maret
|
|
Hewan
|
Ayam,
Burung, kambing
|
d. Pilihan kata sesuai dengan kaidah
mengarang.
Pilihan kata akan memberikan imformasi sesuai dengan apa
yang dikehendaki. Pilihan kata dengan kaidah mengarang memiliki kelompok kata
yang berpasangan tetap, pilihan kata langsung dan pilihan kata yang dekat
dengar pembaca.
Contoh
:
-Terdiri dari, terdiri dalam,
terdiri atas
-Ditemani oleh, ditemani dari, ditemani
dengan
-Ia menelpon kekasihnya (pilihan kata langsung), Ia
memanggil kekasihnya melalui telepon (pilihan kata yang panjang dan
berbelit-belit)
-Tidak semua pendengar/pembaca mengerti singkatan balita,
KISS, dan kelompencir.
2.3 Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan
Slang
a. Kata ilmiah merupakan kata-kata
logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Contoh :
-
job menjadi
pekerjaan
-
asset menjadi harta
-
final menjadi akhir
-
discount menjadi potongan harga
b. Kata popular adalah kata yang biasa
digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
Berikut adalah contoh dari kata
ilmiah dan kata populer tersebut.
|
Kata Ilmiah
|
Kata Popular
|
|
Analogi
Frustasi
Final
Diskriminasi
Prediksi
Kontradiksi
Format
Anarki
Biodata
Bibliografi
|
Kiasan
rasa
kecewa
akhir
perbedaan
perlakuan
ramalan
pertentangan
ukuran
kekacauan
biografi
singkat
daftar
pustaka
|
c. Jargon adalah kata-kata yang
mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap aneh kata ini juga
merupakan kata sandi/kode rahasia untuk kalangan terterntu
(dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan dsb).
Contohnya :
populasi, volume, abses, H2O, dan sebagainya.
d. Kata slang dihasilkan dari salah
ucap yang disengaja, atau kadang berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk
mengisi suatu bidang makna yang lain. Kata-kata ini bersifat sementara,kalau
sudah teras usang hilang atau menjadi kata-kata biasa.
Contohnya :
asoy, manatahan dan sesuatu ya .
2.4 Pilihan
Kata dan Penggunaanya
1)
Kata dari dan daripada
Contoh :
- Kertas
itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)
- Peristiwa itu
timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab)
- Buku itu
ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan)
2) Kata pada dan kepada
Contoh :
- Buku
catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)
- Saya
ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)
3) Kata di dan ke
Contoh :
- Atik
sedang berada di luar kota (fungsi kata depan di)
- Di saat
usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan waktu)
4) Kata dan dan dengan
Contoh :
- Ayah
dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
- Ibu
memotong kue dengan pisau
5) Kata antar dan antara
Contoh :
- Kabar
ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)
- Dia
akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)
2.5 Gaya
Bahasa Berdasarkan Pilihan Kata
Berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa mempersoalkan kata
mana yang paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat,
serta tepat tidaknya penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan pemakaian bahasa
dalam masyarakat. Dengan kata lain, gaya bahasa ini mempersoalkan ketepatan dan
kesesuaian dalam menghadapi situasi-situasi tertentu.
Dalam bahasa standar (bahasa baku)
dapatlah dibedakan menjadi :
a.
Gaya Bahasa Resmi
Gaya bahasa resmi adalah gaya bahasa
dalam bentuknya yang lengkap, gaya yang dipergunakan dalam
kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang dipergunakan oleh mereka yang diharapkan
mempergunakannya dengan baik dan terpelihara. Gaya bahasa resmi biasa kita
jumpai dalam penyampaian amanat kepresidenan, berita negara, khotbah-khotbah
mimbar, tajuk rencana, pidato-pidato yang penting, artikel-artikel yang serius
atau esai yang memuat subyej-subyek yang penting, semuanya dibawakan dengan
gaya bahasa resmi.
Contoh:
Dalam pembukaan UUD 1945
b.
Gaya Bahasa Tak Resmi
Gaya bahasa tak resmi
juga merupakan gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa standar,
khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang formal.
Gaya bahasa ini biasanya dipergunakan dalam karya-karya tulis, buku-buku
pegangan, artikel-artikel mingguan atau bulanan yang baik, dalam perkuliahan,
dan sebagainya. Singkatnya gaya bahasa tak resmi adalah gaya bahasa yang umum
dan normal bagi kaum terpelajar.
Contoh :
Dalam sebuah karya ilmiah
c. Gaya Bahasa Percakapan
Dalam gaya bahasa percakapan,
pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata-kata percakapan. Kalau
dibandingkan dengan gaya bahasa resmi dan tak resmi, maka gaya bahasa
percakapan ini dapat diumpamakan sebagai bahasa dalam pakaian sport. Itu
berarti bahasanya masih lengkap untuk suatu kesempatan, dan masih dibentuk
menurut kebiasaan-kebiasaan, tetapi kebiasaan ini agak longgar bila
dibandingkan dengan kebiasaan pada gaya bahasa resmi dan tak resmi.
Contoh:
Sebuah diskusi dalam seminar Bahasa
Indonesia tahun 1996 di Jakarta.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Diksi adalah pilihan kata. Ketepatan dan kesesuaian kita memilih kata yang tepat dan selaras pada suatu paragraf atau wacana.
Dengan penggunaan diksi yang tepat dan sesuai dengan pengekspresian paragraf
atau wacana maka gaya bahasa menjadi efektif. Sehingga gaya bahasa membentuk
suasana kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau gaya
percakapan. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian
diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar
dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau
penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan
yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
(sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama
pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata
juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca
serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan
tepat apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan.
Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan
kata–kata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan
makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
diksi mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di
hasil karya tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan
tujuan penulis.
3.2 Saran
Diksi
merupakan pilihan kata. Pilihan kata tersebut harus sesuai dan tepat. Ketepatan
dan kesesuaian kata tersebut sangat penting dalam suatu karya sastra agar pesan
yang disampaikan penulis dapat dimengerti oleh pembaca. Jadi, diksi sangat
penting untuk dipelajari agar kita menjadi seorang Intelek yang profesional dan
mampu membuat karya sastra yang bagus dan sebagai seorang mahasiswa, perlu
sekali mempelajari dan memahami bagaimana penggunaan diksi yang tepat dan
cermat karena seorang mahasiswa itu selalu dibebankan dan berkelut dengan
karya-karya tulis dalam setiap tugas perkuliahannya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://rezkiiqkye.blogspot.co.id/2013/01/makalah-diksi-pemilihan-kata.html
Diakses pada tanggal 02 Januari 2016.
http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/makalah-bahasa-indonesia-diksi-atau.html Diakses pada tanggal 02 Januari
2016.
http://www.skipnesia.com/2014/10/contoh-kata-pengantar-makalah-yang-baik.html Diakses pada tanggal 03 Januari 2016.
http://senseleaf.blogspot.co.id/2012/03/diksi.html Diakses pada tanggal 03 Januari 2016.
http://mengerjakantugas.blogspot.co.id/2009/02/kata-ilmiah-kata-populer-3.html Diakses pada tanggal 06 Januari 2016.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar