Kamis, 22 Desember 2016

Makalah (DIKSI)



Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Diksi atau Pilihan Kata  ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
 Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya agar saya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
 Makalah ini tidaklah sempurna karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya. Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumya.
.

                                                                                       Palembang,
Januari 2016


                                                                                               Pen
ulis





Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................... 1
Daftar Isi.................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 5
1.3 Tujuan..................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Diksi dan Fungsinya................................................................. 6
2.2 Syarat-syarat Diksi................................................................................. 6
2.3 Pengertian kata ilmiah, popular, jargon, dan slang................................. 6
2.4 Penggunaan Diksi................................................................................... 6
2.5 Gaya Bahasa dalam Diksi...................................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 20
3.2 Daftar Pustaka...................................................................................... 21
Daftar Pustaka....................................................................................................... 22



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Aktivitas seorang mahasiswa setiap hari sebenarnya berkisar pada persoalan kosa kata. Sepanjang hari ia harus mengikuti perkuliahan atau membuat soal-soal ujian, menulis karya-karya tulis atau skripsi. Pada waktu istirahat ia harus bertukar pikiran dengan kawan mahasiswanya atau berkonsultasi dengan para dosen.
Malam hari, ia harus mempelajari lagi bahan-bahan kuliah, baik dari catatan-catatannya maupun dari buku-buku yang diwajibkan atau yang dianjurkan. Bila ia seorang yang rajin ia masih menyisihkan waktu untuk membaca majalah-majalah ilmiah, artikel-artikel dalam mingguan, bulanan, dan surat kabar. Melalui semua aktivitas itu, banyak masukan ke dalam  otaknya. Ia harus membuka pikirannya untuk menerima semua itu. Mengabaikan sebagian kecil saja, berarti ia akan ketinggalan dari kawan-kawannya.
Sering seorang mahasiswa harus mengutuk dirinya sendiri karena dalam menghadapi soal-soal ujian ia mengetahui gagasannya, tetapi tidak mengetahui kata atau istilahnya. Atau sebaliknya, ia mengetahui kata atau istilahnya, tetapi tidak mengetahui gagasan yang didukungnya. Sebab itu, kedua aspek itu, kata dan gagasan sama pentingnya. Keduanya harus diketahui dan dikuasai.
Tidak dapat disangkal bahwa dalam penggunaan kosa kata adalah bagian yang sangat penting dalam dunia perguruan tinggi. Prosesnya mungkin lamban dan sukar, tapi orang akan merasa lega dan puas sebab tidak akan sia-sia semua jerih payah yang telah diberikan. Manfaat dari kemampuan yang diperolehnya itu akan lahir dalam bentuk penguasaan terhadap pengertian-pengertian yang tepat bukan sekedar mempergunakan kata-kata yang hebat tanpa isi. Dengan pengertian-pengertian yang tepat itu, kita dapat pula menyampaikan pikiran kita secara sederhana dan langsung.
Mereka yang luas kosa katanya akan memiliki pula kemampuan yang tinggi untuk memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk mewakili maksud atau gagasannya. Secara populer orang akan mengatakan bahwa kata meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Karena itu, kata-kata turunannya seperti penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan adalah kata yang sama artinya atau merupakan kata yang bersinonim. Mereka yang luas kosa katanya menolak anggapan itu. Karena tidak menerima anggapan itu, maka mereka akan berusaha untuk menetapkan secara cermat kata mana yang harus dipakainya dalam sebuah konteks tertentu. Sebaliknya yang miskin kosa katanya akan sulit menemukan kata lain yang lebih tepat, karena ia tidak tahu bahwa ada kata lain yang lebih tepat dan karena ia tidak tahu bahwa ada perbedaan antara kata-kata yang bersinonim itu. Maka atas dasar tersebutlah kita sebagai mahasiswa yang baik hendaknya mengetahui dan memahami bagaimana penggunaan pilihan kata yang tepat dan cermat dalam konteks yang tepat pula.
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan pentingnya  penggunaan bahasa,  terutama  dalam tata cara  pemilihan kata atau diksi.
Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering  mengalami  kesalahan  dalam  penggunaan  kata, frasa, paragraf,  dan wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi baik dan benar, pemahaman yang baik berasal dari penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting terutama  untuk  menghindari   kesalapahaman  dalam berkomunikasi.
Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis  pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.

1.2  Rumusan Masalah
Ø Bagaimana  penggunaan diksi yang baik dan yang benar?
Ø Apa saja gaya bahasa yang terdapat pada diksi atau pilihan kata?

1.3    Tujuan
Ø Untuk memahami penjelasan penggunaan diksi atau pilihan kata.
Ø Untuk mengetahui gaya bahasa yang terdapat pada diksi atau pilihan kata.









BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengetian Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Ketepatan dan kesesuaian kita pada saat memilih kata yang tepat dan selaras pada suatu paragraf atau wacana. Dengan penggunaan diksi yang tepat dan sesuai dengan pengekspresian paragraf atau wacana maka gaya bahasa menjadi efektif. Sehingga gaya bahasa membentuk suasana kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau gaya percakapan. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur kata setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.  Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam karang mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :
a)    Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b)   Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c)    Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d)    Mencegah perbedaan penafsiran.
e)    Mencagah salah pemahaman.
f)    Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

2.2     Persyaratan Diksi
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan :
a.    Kaidah kelompok kata/ frase
b.    Kaidah makna kata
c.    Kaidah lingkungan sosial
d.   Kaidah karang-mengarang
Hal ini di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :

a.       Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frase
Pilihan kata/diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat, seksama, dan lazim.
1)        Tepat
Contohnya :
Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan  dengan lihatan mata.

2)        Seksama
Contohnya :
Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah mengatakan hari agunghari akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa tinggi  karena kata tersebut tidak seksama.

Ø   Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan pengertian saja.
Contohnya :
Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan.  Kemudian kata santapan rohani tidak dapat pula digantikan dengan makanan rohani.  Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakain-nya.

b.     Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.
·      Berdasarkan bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua macam yaitu:
1)      Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang terdapat di dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh : makan, tidur, ibu, adik, buku
2)      Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses gramatikal, seperti proses afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Contoh :
-     Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar kotor ; Adik mengotori lantai itu.
-     Proses reduplikasi pada kata kacang Kacang-kacangan merupakan salah satu sumber protein nabati.
-     Proses komposisi pada kata rumah sakit bersalin ; Ia bekerja di rumah sakit bersalin

·      Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:
1)        Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.
Contoh :   
-        Kepala : organ tubuh yang letaknya paling atas
-        Besi : logam yang sangat keras

2)        Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual.
Contoh :   
-        Ibu kota : pusat pemerintahan
-        Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol

·      Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :
1)      Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh :
-        meja, baju, membaca, menulis
2)      Makna inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh :
-        baik, indah, sedih, gembira


Ø  Perubahan Makna
·         Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas.
1)    Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.
Misalnya:
Kata
Dulu
Sekarang
Berlayar
Mengarungi laut dengan memakai kapal layar
Mengarungi lautan dengan alat apa saja
Putera-puteri
Dipakai untuk sebutan anak-anak raja
Sebutan untuk semua anak laki-laki dan perempuan




2)   Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada makna dahulu.
Misalnya:
Kata
Dulu
Sekarang
Sekarang
Sebutan untuk semua orang cendikiawan
Gelar untuk orang yang sudah lulus dari perguruan tinggi
Madrasah
Sekolah
Sekolah yang mempelajari ilmu agama Islam

·         Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas :
1)      Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi. Artinya baru dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya. 
 Contoh:
-Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada perempuan.
-Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.

2)      Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih rendah. Arti baru dirasakan lebih rendh nilainya dari arti sebelumnya.
 Contoh:
                             -        Kata perempuan sekarang dirasakan lebih rendah artinya
                             -        Kata bini sekarang dirasakan kasar

Ø Pergeseran Makna
Pergeseran makna dibedakan atas 2 macam:
1)        Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat.
Contoh:
-   Tasya menyikat giginya sampai bersih
-   Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu

2)         Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.
Contoh:
-   Sayur itu rasanya pedas sekali
-   Kata-katanya sangat pedas didengar

Ø Relasi Makna
1)        Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan pengucapan.
Contoh :
-       Bisa berarti dapat/sanggup atau bisa berarti racun
-       Buku berarti kitab atau antara ruas dengan ruas

2)        Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.
Contoh:
-        Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)
-        Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)
-        Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)

3)        Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti
Contoh:
-        Bang dengan bank
-        Masa dengan massa

Tabel Perbedaan Antara Homonim, Homofon dan Homograf
No.
Jenis
Tulisan
Bunyi
Makna
Contoh
1.

2.

3.
Homonim

Homofon

Homograf
Sama

Berbeda

Sama
Sama

Sama

Berbeda
Berbeda

Berbeda

Sama
Syah = Raja
Syah = Kepala (pemimpin)
Bank (tempat penyimpanan uang), Bang (kakak laki-laki)
Ia makan apel (buah) sesudah apel (upacara) di lapangan.

4)        Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama.
Contoh:
-        Pintar dengan pandai
-        Bunga dengan kembang

Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
      Pengaruh bahasa daerah
Contoh :
-       Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan
-       Kata rindu bersinonim dengan kata kangen
·      Perbedaan dialek regional
Contoh : 
-       Handuk bersinonim  tuala 
-       selop bersinonim seliper

·      Pengaruh bahasa asing
Contoh :
-       kolosal bersinonim besar
-       aula bersinonim ruangan
-       realita bersinonim kenyataan

·      Perbedaan dialek sosial
Contoh :
-       suami bersinonim laki
-       istri bersinonim bini
-       mati bersinonim wafat

·      Perbedaan ragam bahasa
Contoh :
-       membuat bersinonim menggubah
-       assisten bersinonim pembantu
-       tengah bersinonim madya

·      Perbedaan dialek temporal
Contoh :
-       hulubalang bersinonim komandan
-       kempa bersinonim stempel
-       peri bersinonim hantu 

5)         Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.
            Contoh:
-        Tua- muda
-        Besar – kecil
-        Luas – sempit
6)        Polisemi berasal adalah kata  poly dan sema, yang masing-masing berarti ’banyak’ dan ‘tanda’. Jadi polisemi berarti suatu kata yang memiliki banyak makna.
Contoh:
- Kata kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia tetapi juga mempunyai arti orang yang menjadi pimpinan pada sebuah kantor dan sebagainya.
-  Kata kaki  yang dipergunakan untuk menahan tubuh manusia  tetapi dapat juga kaki meja yang menahan meja.

c.    Pilihan kata sesuai dengan Kaidah Lingkungan Sosial Kata
Diksi harus selalu diperhatikan lingkungan pemakian kata-kata. Dengan membedakan lingkungan itu, pilihan kata yang kita lakukan akan lebih tepat dan mengena. Lingkungan itu dapat kita lihat berdasarkan :
1)        Tingkat sosial yang mengakibatkan terjadinya sosiolek.
Contoh:
Kata- kata mati, meninggal dunia, wafat, tewas, mampus, mangkat  kita bedakan penggunaanya di dalam bahasa Indonesia berdasarkan rasa bahasa bukanlah melihat tingkat sosialnya.
2)        Daerah/geografi yang mengakibatkan dialek.
                              Contoh:              
  Kata-kata bis,kereta, dan motor kita bedakan penggunaanya    berdasarkan geografinya.
3)        Formal/nonformal yang mengakibatkan bahasa baku/ tidak baku.
Contoh:
Kata tersangka, terdakwa, dan tertuduh kita bedakan berdasarkan maknanya.
4)        Umum dan khusus yang mengakibatkan terjadinya bahasa umum dan khusus.
·      Makna Umum( hipernim) adalah makna yang cakupannya luas.
Contoh: bunga, bulan, hewan, dan kendaraan
·      Makna khusus( hiponim) adalah makna yang cakupannya
sempit atau terbatas.
Contoh: melati, januari, ayam, dan mobil
Hipernim
Hiponim
Melihat
Menengok,menatap, melirik,menjenguk,melotot
Bunga
Melati, Anggrek, Sedap Malam
Bulan
Januari,Februari, Maret
Hewan
Ayam, Burung, kambing

d.    Pilihan kata sesuai dengan kaidah mengarang.
Pilihan kata akan memberikan imformasi sesuai dengan apa yang dikehendaki. Pilihan kata dengan kaidah mengarang memiliki kelompok kata yang berpasangan tetap, pilihan kata langsung dan pilihan kata yang dekat dengar pembaca.
Contoh :
-Terdiri dari, terdiri dalam, terdiri atas
-Ditemani oleh, ditemani dari, ditemani dengan
-Ia menelpon kekasihnya (pilihan kata langsung), Ia memanggil kekasihnya melalui telepon (pilihan kata yang panjang dan berbelit-belit)
-Tidak semua pendengar/pembaca mengerti singkatan balita, KISS, dan kelompencir.

2.3      Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan Slang
a.    Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Contoh :
-           job menjadi pekerjaan
-          asset menjadi harta
-          final menjadi akhir
-          discount menjadi potongan harga

b.    Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
              Berikut adalah contoh dari kata ilmiah dan kata populer tersebut.
Kata Ilmiah
Kata Popular
Analogi
Frustasi
Final
Diskriminasi
Prediksi
Kontradiksi
Format
Anarki
Biodata
Bibliografi
Kiasan
rasa kecewa
akhir
 perbedaan perlakuan
ramalan
pertentangan
 ukuran
kekacauan
biografi singkat
daftar pustaka

c.    Jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap aneh kata ini juga merupakan kata sandi/kode rahasia untuk kalangan terterntu (dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan dsb).
Contohnya :
populasi, volume, abses, H2O, dan sebagainya.

d.   Kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain. Kata-kata ini bersifat sementara,kalau sudah teras usang hilang atau menjadi kata-kata biasa.
Contohnya :
asoy,  manatahan  dan sesuatu ya .

2.4   Pilihan Kata dan Penggunaanya
1)    Kata dari dan daripada
Contoh :
-       Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)
-       Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab)
-       Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan)
2)   Kata pada dan kepada
Contoh :
-       Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)
-       Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)

3)   Kata di dan ke
Contoh :
-       Atik sedang berada di luar kota  (fungsi kata depan di)
-       Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan waktu)

4)   Kata dan dan dengan
Contoh :
-       Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
-       Ibu memotong kue dengan pisau

5)   Kata antar dan antara
Contoh :
-       Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)
-       Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)

2.5     Gaya Bahasa Berdasarkan Pilihan Kata
Berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa mempersoalkan kata mana yang paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan pemakaian bahasa dalam masyarakat. Dengan kata lain, gaya bahasa ini mempersoalkan ketepatan dan kesesuaian dalam menghadapi situasi-situasi tertentu.

Dalam bahasa standar (bahasa baku) dapatlah dibedakan menjadi :
a.         Gaya Bahasa Resmi
Gaya bahasa resmi adalah gaya bahasa dalam bentuknya yang lengkap, gaya yang dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang dipergunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakannya dengan baik dan terpelihara. Gaya bahasa resmi biasa kita jumpai dalam penyampaian amanat kepresidenan, berita negara, khotbah-khotbah mimbar, tajuk rencana, pidato-pidato yang penting, artikel-artikel yang serius atau esai yang memuat subyej-subyek yang penting, semuanya dibawakan dengan gaya bahasa resmi.
Contoh:
Dalam pembukaan UUD 1945

b.        Gaya Bahasa Tak Resmi
Gaya bahasa tak resmi  juga merupakan gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang formal. Gaya bahasa ini biasanya dipergunakan dalam karya-karya tulis, buku-buku pegangan, artikel-artikel mingguan atau bulanan yang baik, dalam perkuliahan, dan sebagainya. Singkatnya gaya bahasa tak resmi adalah gaya bahasa yang umum dan normal bagi kaum terpelajar.
Contoh :
Dalam sebuah karya ilmiah
c.    Gaya Bahasa Percakapan
Dalam gaya bahasa percakapan, pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata-kata percakapan. Kalau dibandingkan dengan gaya bahasa resmi dan tak resmi, maka gaya bahasa percakapan ini dapat diumpamakan sebagai bahasa dalam pakaian sport. Itu berarti bahasanya masih lengkap untuk suatu kesempatan, dan masih dibentuk menurut kebiasaan-kebiasaan, tetapi kebiasaan ini agak longgar bila dibandingkan dengan kebiasaan pada gaya bahasa resmi dan tak resmi.
Contoh:
Sebuah diskusi dalam seminar Bahasa Indonesia tahun 1996 di Jakarta.





















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1  Kesimpulan
Diksi adalah pilihan kata. Ketepatan dan kesesuaian kita memilih kata yang tepat dan selaras pada suatu paragraf atau wacana. Dengan penggunaan diksi yang tepat dan sesuai dengan pengekspresian paragraf atau wacana maka gaya bahasa menjadi efektif. Sehingga gaya bahasa membentuk suasana kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau gaya percakapan. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.


3.2 Saran
Diksi merupakan pilihan kata. Pilihan kata tersebut harus sesuai dan tepat. Ketepatan dan kesesuaian kata tersebut sangat penting dalam suatu karya sastra agar pesan yang disampaikan penulis dapat dimengerti oleh pembaca. Jadi, diksi sangat penting untuk dipelajari agar kita menjadi seorang Intelek yang profesional dan mampu membuat karya sastra yang bagus dan sebagai seorang mahasiswa, perlu sekali mempelajari dan memahami bagaimana penggunaan diksi yang tepat dan cermat karena seorang mahasiswa itu selalu dibebankan dan berkelut dengan karya-karya tulis dalam setiap tugas perkuliahannya.





















DAFTAR PUSTAKA

http://senseleaf.blogspot.co.id/2012/03/diksi.html Diakses pada tanggal 03 Januari 2016.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar