Kamis, 22 Desember 2016

Penguat Gandengan RC



 

Pada kebanyakan penguat sumber daya dengan masukan melalui sebuah kapasitor penggandeng, agar arus panjar pada basis tidak masuk ke dalam sumber isyarat. jika ini terjadi tegangan panjar transistor akan terganggu. Hal serupa juga dilakukan pada keluaran, yaitu untuk menghubungkan penguat dengan suatu beban. Gandengan yang menggunakan kapasitor disebut gandengan RC. disamping gandengan RC, orang juga menggunakan gandengan langsung atau gandengan dc, dan gandengan transformator. (sutrisno:1987)
Text Box:  
Gambar 1.2  Rangkaian penguat satu tahap umum

Secara umum, suatu rangkaian penguat dapat dilukiskan seperti pada Gambar 1.2. Sinyal masukannya dapat berasal dari suatu ‘sumber,’ yang dapat berupa sinyal dari sensor DVD atau keluaran penguat tahapan sebelumnya dan dinyatakan sebagai suatu sumber tegangan Vs dan impedansi setara Thévenin Zs. Sinyal masukan itu terdiri atas sinusoida dengan berbagai amplitudo dan frekuensi, sehingga variabel itu dinyatakan sebagai fasor dengan nilai efektif. Penguat satu tahap itu dicirikan oleh impedansi masukan dan keluaran Zi dan Zo serta suatu sumber tak bebas yang dikendalikan oleh tegangan atau arus masukan. Penguatan penguat itu adalah seperti yang diberikan oleh Persamaan (1.1), yaitu dengan A merupakan suatu fungsi frekuensi kompleks. Beban penguat itu dapat berupa suatu transduser atau penguat pada tahap berikutnya. Bila komponen-komponen sinyal masukan dan karakteristik sumber dan beban diketahui, dapat diramalkan keluarannya jika diketahui pula tanggapan frekuensi penguat tersebut.
Text Box:  
Gambar 1.3  Penguat FET gandengan RC satu tingkat

Rangkaian penguat sinyal kecil khas ditunjukkan pada Gambar 1.3. Rangkaian yang ditunjukkan itu menggunakan FET sebagai komponen aktifnya, yang tentu saja – dengan sedikit penyesuaian – dapat dengan mudah menggantikan FET itu dengan BJT atau pentode bila diperlukan. (Zamoni:2004)
Rangkaian tersebut adalah rangkaian penguat gandengan RC karena kapasitor gandengan CC1 dan CC2 serta resistornya yang terkait. Selanjutnya rangkaian yang cukup rumit itu digantikan oleh model linear yang akan menanggapi sinyal bolak-balik. Dengan mengandaikan bahwa transistor itu bekerja pada titik kerja yang sesuai, maka tegangan dan prategangan yang ada tidak perlu diperhatikan lagi. Resistor prategangan RS dan RE diandaikan telah dipintas (bypass) oleh kapasitor CS dan CE sehingga tidak digambarkan dalam model pada Gambar 1.4. Karena baterai merupakan hubung singkat bagi sinyal bolak-balik, kutub atas RD atau RC ditanahkan melalui baterai. Dipandang dari sinyal masukan, R1 dan R2 merupakan hubungan paralel dan digantikan oleh RG. Semua baterai dihilangkan.
Model linear itu berlaku cukup baik untuk frekuensi dari beberapa hertz sampai beberapa megahertz (Yohanes:1979) . Memang dimungkinkan untuk melakukan analisis umum bagi rangkaian-rangkaian itu sebagaimana adanya, tetapi lebih memudahkan, dan lebih mendidik untuk meninjau pendekatan dengan
penyederhanaan. Gambar 1.5 menunjukkan bahwa rangkaian seri dan paralel resistansi R dan kapasitansi C adalah
                                                          (1.2)
Tampak bahwa dalam Persamaan (1.2) itu bahwa jika wCR ³ 10, Zser @ R dalam 0,5%. Juga jika wCR £ 0,1, Zpar @ R dalam 0,5%. Bila persyaratan itu dipenuhi, impedansinya adalah resistif murni dan tidak bergantung kepada frekuensiKenyataan bahwa penguatan tak tergantung kepada frekuensi sepanjang frekuensi menengah,
         (1.6)
Jadi, keluaran tegangan frekuensi rendah VL  kedua rangkaian penyaring tersebut bergantung kepada keluaran tegangan menengah Vo, faktor kompleks yang bergantung kepada frekuensi, dan suatu hasil kali RC. Pada saat frekuensi berkurang, lebih besar tegangan VT yang muncul di antara CC sehingga V pada keluaran akan berkurang
Frekuensi potong atau frekuensi setengah daya yaitu pada saat
                                        
didefinisikan oleh
                                                                                         (1.7)
Dengan mengacu kepada Gambar 1.7. pada suatu frekuensi yang didefinisikan oleh
                                                                                         (1.8)
Tegangan masukan Vgs akan turun sebesar 70% bila dibandingkan dengan Vo dan penguatan penguat itu akan berkurang. Pada suatu frekuensi yang didefinisikan oleh
                                                                                        (1.9)
Tegangan keluaran Vos akan turun sebesar 70% bila dibandingkan dengan gmVgsR dan penguatannya akan berkurang. Penguatan tegangan frekuensi rendah keseluruhan untuk penguat FET dapat dinyatakan sebagai
                                             (1.10)
atau, penguatan relatif pada frekuensi rendah dapat dituliskan sebagai
Text Box:  Gambar 1.9 Model penguat frekuensi rendah dengan CS menjadi kritis

                                                                                  (1.11)
Analisis tanggapan frekuensi rendah yang telah dibahas sebelumnya mengandaikan bahwa CS telah disimpangi (bypass) oleh RS pada frekuensi yang terendah. Dalam praktik ternyata CS lebih besar ketimbang CC1 atau CC2 dan CS merupkan unsur yang penting dalam menentukan frekuensi potong bawah. Pendekatan praktis dalam hal ini adalah dengan mengandaikan bahwa kapasitor-kapasitor gandengan itu masih efektif pada frekuensi yang membuat CS harus diperhitungkan(wahyu:1998). Dengan pengandaian itu, model penguat FET frekuensi rendah diberikan pada Gambar 1.9.
Pada frekuensi rendah, penguatan tegangan berkurang karena arus gmVgs mengalir melalui Zs (yang merupakan kombinasi paralel antara RS dan CS) menimbulkan suatu tegangan yang mengurangi tegangan sinyal Vs. Pada rangkaian tertutup masukan,
                        Vgs = VsgmVgsZS
atau    
                                                                                                (1.12)
dan penguatan tegangannya, , berkurang dengan faktor (1 + gmZS). Frekuensi potong bawah diperoleh bila (1 + gmZS) besarnya sama dengan . Karena ZS adalah besaran kompleks, tidak terlalu sederhana untuk menetapkan nilai CS. Oleh karena itu diperlukan kiat khusus untuk menentukan suatu pendekatan.
Dengan RS tidak disimpangi, penguatannya akan rendah (tetapi tidak sama dengan nol, karena nilai maksimum ZS adalah sama dengan nilai RS). Dengan RS disimpangi, penguatannya adalah AV = gmRo. Oleh karena itu andaikan CS cukup besar sehingga pada f1 reaktansi  sama dengan resistansi efektif yang disimpanginya. Resistansi efektif itu didefinisikan sebagai resistansi setara Thévenin  dilihat dari kutub-kutub RS tempat CS terhubung. Dengan membuat ZS = RS dalam Persamaan 1.12.
                                              (1.13)
Karena ISC = gmVs dengan RS dihubung singkat, resistansi setara Théveninnya adalah
                                                                    (1.14)
atau resistansi efektif itu merupakan kombinasi paralel antara RS dan . Oleh karena itu kriteria rancangan untuk frekuensinya adalah
                                                                             (1.15)


Daftar Pustaka
Anonim.2011.PenguatGandengRC(http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285733-S...pdf diakses pada tanggal 20 November 2016)
Anonim.2011.emiter ditanahkan(http://fmipa.unmul.ac.id/gjm/pedoman_akademik_fmipa.pdf  diakses pada tanggal 20 November 2016)
Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan penerapannya. Jilid 2. Bandung: Penerbit ITB.
Unsri ,Zamroni, dkk, 2004, Acuan pelajaran Fisika. Jakarta: yudistira
Wahyunggoro, Oyas. 1998. Pengukuran Besaran Listrik. Yogyakarta: Diktat bahan kuliah Jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada.
Yohannes, H.C. 1979. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar